Pages

Subscribe:

Selasa, 15 November 2011

SUPERVISI

SUPERVISI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan I
Dosen : Ns. Dona Yanuar Agus Santoso, S.Kep


 
  Disusun Oleh :
1.      Dewi Purwanti                         SK.109.034
2.      Dewinta Astri Widuri               SK.109.035
3.      Dhenis Jrindika Setiawan      SK.109.036
4.      Dia Ismawati                            SK.109.037
5.      Diani Puji Hesti                        SK.109.039
6.      Dika Wijayandaru                    SK.109.040
7.      Dinda Yanuarita                       SK.109.041
8.      Dwi Khasani                             SK.109.043

KELOMPOK 5


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL
TAHUN AKADEMIK 2011-2012



SUPERVISI DALAM MENEJEMEN KEPERAWATAN


A. PENGERTIAN SUPERVISI
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu meliputi segalam bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. Swansburg (1999), Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan, mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis. Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar, dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Walaupun supervisor memperhatikan kondisi dan hasil kerja, tetapi perhatian utama ialah manusianya, untuk itu harus mengenal tiap individu dan mampu merangsang agar tiap pelaksana mau meningkatkan diri. Salah satu tujuan utama dari supervisi adalah orientasi, latihan dan bimbingan individu, berdasarkan kebutuhan individu dan mengarah pada pemanfaatan kemampuan dan pengembangan ketrampilan yang baru.
Dalam pelaksanaan supervisi, supervisor membuat suatu keputusan tentang suatu pekerjaan yang akan dilaksanakan, kemudian siapa yang akan melaksanakan. Untuk itu supervisor perlu memberikan penjelasan dalam bentuk arahan kepada para pelaksana.
Supervisi adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahannya sesuai dgn rencana, perintah, tujuan/kebijakan yang telah ditentukan (Mc Farland, 1988 dalam Harahap, 2004). Selain itu Swansburg (1999) juga mendefinisikan supervisi sebagai segala usaha untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan tugas, dimana dalam pelaksanaannya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu menghargai potensi tiap individu, mengembangkan potensi tiap individu, dan menerima tiap perbedaan.
Dalam supervisi keperawatan dapat dilakukan oleh pemangku jabatan dalam berbagai level seperti ketua tim, kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang perawatan atau pun wakil direktur keperawatan. Namun pada dasarnya seorang supervisor harus memiliki kemampuan sebagai berikut:
a.  Membuat perencanaan kerja
b.  Kontrol terhadap pekerjaan
c.  Memecahkan Masalah
d.  Memberikan umpan balik terhadap kinerja
e.  Melatih (coaching) bawahan
f.     Membuat dan memelihara atmosfir kerja yang inovatif
g.  Mengelola waktu
h.  Berkomunikasi secara informal
i.   Mengelola diri sendiri
j.   Mengetahui sistem manajemen perusahaan
k.  Konseling karir
l.   Komunikasi dalam pertemuan resmi

B.        SASARAN SUPERVISI
Sasaran yang harus dicapai dalam supervisi adalah sebagai berikut :
1. Pelaksanan tugas sesuai dengan pola
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana
3. Staf yang berkualitas dapat dikembangkan secara kontinue/sistematis
4. Penggunaan alat yang efektif dan ekonomis.
5. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang
6. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/rational
7. Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan.

C. TUJUAN SUPERVISI
Mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang nyaman, ini tidak hanya meliputi lingkungan fisik, tetapi juga suasana kerja diantaranya para tenaga keperawatan dan tenaga lainnya , juga meliputi jumlah persediaan dan kelayakan perawatan agar memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu tujuan supervisi adalah :
1.  Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
2.  Melatih staf dan pelaksana keperawatan
3.  Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan keperawatan.
4.  Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan.
Kegiatan supervisi mengusahakan seoptimal mungkin kondisi kerja yang kondusif dan nyaman yang mencakup lingkungan fisik, atmosfir kerja, dan jumlah sumber sumber yang dibutuhkan untuk memudahkan pelaksanaan tugas. Oleh karena itu, tujuan supervisi diarahkan pada kegiatan mengorientasikan staf dan pelaksana keperawatan, melatih staf dan pelaksana keperawatan, memberikan arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran dan mengerti peran dan fungsinya sebagai staf, dan difokuskan kepada pemberian pelayanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan (Arwani,-2004). Tujuan  dalam supervisi kinerja perawat dalam pendokumentasian adalah peningkatkan ketrampilan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil akhir yang dicapai adalah meningkatnya kepuasan kerja perawat dan kualitas layanan (Muncul-Wiyana,2008).

D. KOMPETENSI
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
1.  Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
2.  Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf/pelaksana keperawatan
3.  Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan pelaskanaan keperawatan
4.  Proses kelompok (dinamika kelompok)
5.  Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan pelaksanaan keperawatan
6.  Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat
7.  Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik.



E.        FUNGSI
1.  Dalam keperawatan fungsi supervisi adalah untuk mengatur dan mengorganisir proses pemberian pelayanan keperawatan yang menyangkut pelaksanaan kebijakan pelayanan keperawatan tentang standar asuhan yang telah disepakati.
2.  Fungsi utama supervisi modern adalah menilai dalam memperbaiki factor-factor yang mempengaruhi proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan.
3.  Fungsi utama supervisi dalam keperawatan adalah mengkoordinasikan, menstimuli, dan mendorong ke arah peningkatan kualitas asuhan keperawatan.
4.  Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi support (supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan (sharing).

G. PRINSIP
Prinsip-prinsip supervisi dalam keperawatan adalah :
1.  Didasarkan atas hubungan profesional dan bukan pribadi
2.  Kegiatan yang direncanakan secara matang
3.  Bersifat edukatif, supporting dan informal
4.  Memberikan perasaan aman pada staf dan pelaksanaan keperawatan
5.  Membentuk suatu kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf dan pelaksana keperawatan.
6.  Harus objektif dan sanggup mengadakan “self evaluation”.
7.  Harus progresif, inovatif, fleksibel dan dapat mengembangkan kelebihan masing-masing
8.  Konstruktif dan kreatif dalam mengembangkan diri disesuaikan dengan kebutuhan.
9.  Dapat meningkatkan kinerja bawahan dalam upaya meningkatkan kualitas asuhan keperawatan.

Menurut Keliat (1993) prinsip supervisi keperawatan adalah sebagai berikut:
a.  Supervisi dilakukan sesuai dengan struktur organisasi RS.
b.  Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilanhubungan antar manusia,kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.
c.  Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisir dan dinyatakanmelalui petunjuk, peraturan dan kebijakan dan uraian tugas standar.
d.  Supervisi adalah proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan
     perawat pelaksana.
e.  Supervisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan misi, falsafah, tujuan dan rencana yang spesifik untuk mencapai tujuan.
f.  Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif,
     merangsang kreativitas dan motivasi.

H. KARAKTERISTIK
Dalam keperawatan, supervisi yang baik apabila memiliki karekteristik :
1.  mencerminkan kegiatan asuhan keprawatan yang sesungguhnya
2.  mencerminkan pola organisasi/struktur organisasi keperawatan yang ada
3.  kegiatan yang berkesinambungan yang teratur atau berkala
4.  dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk).
5.  Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan kualitas asuhan keperawatan.

I.  CARA SUPERVISI
1.    Langsung
Supervisi dilakukan langsung pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :
·  Pengarahan harus lengkap
·  Mudah dipahami
·  Menggunakan kata-kata yang tepat
·  Berbicara dengan jelas dan lambat
·  Berikan arahan yang logis
·  Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat
·  Pastikan bahwa arahan dipahami
·  Yakinkan bahwa arahan anda dilaksanakan atau perlu tindak lanjut

Teknik supervisi dimana supervisor berpartisipasi langsung dalam melakukan supervisi. Kelebihan dari teknik ini pengarahan dan petunjuk dari supervisor tidak dirasakan sebagai suatu perintah, selain itu umpan balik dan perbaikan dapatdilakukan langsung saat ditemukan adanya penyimpangan.
Supervisi cara langsung dapat dilakukan pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi secara langsung seorang supervisor dapat terlibat kegiatan secara langsung agar proses pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai sutu perintah. Pada kondisi ini, umpan balik dan perbaikan dapat sekaligus dilakukan tanpa bawahan merasakan sebagai suatu beban. Proses supervisi langsung dapat dilakukan dengan cara perawat pelaksana melakukan secara mandiri tindakan keperawatan didampingi supervisor. Selama proses supervise, supervisor dapat memberikan dukungan, reinforcement, dan petunjuk, kemudian supervisor dan perawat pelaksana melakukan diskusi untuk menguatkan yang telah sesuai dengan apa yang direncanakan dan memperbaiki segala sesuatunya yang dianggap masih kurang. Agar pengarahan, petunjuk dan reinforcement efektif maka harus memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti pengarahan harus lengkap tidak terputus dan bersifat partial, mudah dipahami mengggunakan kata-kata yang tepat, menggunakan alur yang logis, dan jangan terlalu kompleks.

2.    Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan,. Supervisor tidak melihat langsung kejadian di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
Teknik supervisi yang dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan sehingga supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan. Cara ini biasanya dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Cara tidak langsung ini memungkinkan terjadinya salah pengertian (misunderstanding) dan salah persepsi (mispersepsi) karena supervisor tidak melihat secara langsung tindakan-tindakan yang dilakukan.

J. ELEMEN PROSES SUPERVISI
a.  Standar praktek keperawatan yang digunakan sebagai acuan dalam menilai dan mengarahkan penyimpangan yang terjadi.
b.  Fakta empirik di lapangan, sebagai pembanding untuk pencapaian tujuan dan menetapkan  
     kesenjangan
c.  Adanya tindak lanjut sebagai upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaiki

K. SASARAN SUPERVISI KEPERAWATAN
Setiap sasaran dan target dilaksanakan sesuai dengan pola yang disepakati berdasarkan struktur dan hirearki tugas. Sasaran atau objek dari supervisi adalah pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, serta bawahan yang melakukan pekerjaan. Jika supervisi mempunyai sasaran berupa pekerjaan yang dilakukan, maka disebut supervisi langsung, sedangkan jika sasaran berupa bawahan yang melakukan pekerjaan disebut supervisi tidak langsung.
Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan (Suarli dan Bachtiar, 2009)
Sasaran yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi antara lain:
pelaksanaan tugas keperawatan, penggunaan alat yang efektif dan ekonomis, system dan prosedur yang tidak menyimpang, pembagian tugas dan wewenang,  penyimpangan / penyeleengan kekuasaan, kedudukan dan keuangan (Suyanto, 2008).

L.  KOMPETENSI SUPERVISIOR KEPERAWATAN
Tanggung jawab utama seorang supervisor adalah mencapai hasil sebaik  mungkin dengan mengkoordinasikan system kerjanya. Para supervisor  mengkoordinasikan pekerjaan karyawan dengan mengarahkan, melancarkan, membimbingan, memotivasi,  dan mengendalikan (Dharma, 2003). Seorang keperawatan dalam menjalankan tugasnya sehari-hari harus memiliki kemampuan dalam (Suyanto, 2008):
a. Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
b. Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf dan pelaksanan
keperawatan.
c. Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja kepada staf
dan pelaksanan keperawatan.
d. Mampu memahami proses kelompok (dinamika kelompok).
e. Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksana keperawatan.
f. Melakukan penilaian terhadap penampilan kinerja perawat.
g. Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan yang diberikan
lebih baik.

M. KEGIATAN RUTIN SUPERVISOR
Tugas-tugas rutin yang harus dilakukan oleh supervisor setiap harinya adalah sebagai berikut:
1.    Sebelum pertukaran shift (15-30 menit) 
Mengecek kecukupan fasilitas/peralatan/sarana untuk hari itu§
Mengecek jadwal kerja§
2.  Pada waktu mulai shift (15-30 menit)
Mengecek personil yang ada§
Menganalisa keseimbangan personil dan pekerjaan§
Mengatur pekerjaan§
Mengidentifikasi kendala yang muncul§
Mencari jalan supaya pekerjaan dapat diselesaikan.§
3.  Sepanjang hari dinas (6-7 jam):
Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi, mengoreksi atau memberikan
latihan sesuai kebutuhannya.§
Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera membantu apabila diperlukan§
Mengecek pekerjaan rumah tangga
§
Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja, terutama untuk personil baru.§
Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan atau hal-hal yang terkait.§
Mengatur jam istirahat personil§
Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan mencari cara memudahkannya.
Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi operasional§
Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya§
Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja§
Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan.§

4.  Sekali dalam sehari (15-30 menit)
Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15 menit. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti : Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan pekerjaan dan lain sebagainya. 
5.  Sebelum pulang
Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya.§
Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya.§
Lengkapi laporan harian sebelum pulang§
Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali.§

N.   SUPERVISOR KEPERAWATAN
Yang termasuk supervisor keperawatan adalah:
1.  Kepala ruangan, kepala ruangan bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan diunit kerjanya. Kepala rungan merupakan ujung tombak penentu tercapai tidaknya tujuan pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan dan pendokumentasian di unit kerjanya.
2.  Pengawas Keperawatan, beberapa ruangan atau unit pelayanan berada di bawah satu instalasi, pengawas perawatan bertanggung jawab dalam melakukan supervisi pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada dalam satu instalasi tertentu, misalnya instalasi rawat inap, instalasi rawat jalan dan lain-lain.
3.  Kepala seksi, beberapa instansi digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas keperawatan dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.
4.  Kepala Bidang keperawatan, Kabid Keperawatan bertanggung jawab untuk melakukan supervisi kepada kepala seksi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.
Dengan demikian supervisi berikatan dengan struktur organisasi yang menggambarkan garis tanggung jawab, siapa yang menjadi supervisor dan siapa yang disupervisi.

O.   PERAN DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN
Pada kesempayan ini yang akan dibahas lebih lanjut adalah peran dan fungsi kepala ruangan dalam meningkatkan asuhan keperawatan, melalui supervisi.
Menutur Depkes RI 1994, “ Kepala ruangan adalah seorang tenaga perawat profersional yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan di satu ruang rawat.”
Tanggung jawab kepala rungan dapat diidentifikasi sesuai dengan perannya meliputi:
1.Manajemen personalia/ketenagaan, meliputi penerimaan, seleksi, orientasi, pengembangan tenaga, penilain penampilan kerja, promosi dan penyediaan ketenagaan staf keperawatan.
2.Manajemen operasional, meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan dalam pelayanan keperawatan.
3.Manajemn kuliatas pelayan, meliputi pengembangan standar asuhan keperarawatan, program kendali mutu, program evaluasi team dan persiapan untuk akreditasi pelayanan keperawatan.
4.Manajemen finansial, meliputi budget, cost control dalam pelayanan keperawatan.

Penerapan kepemimpinan dalam keperawatan
Pemberian pelayanan dan asuhan keperawatan merupakan suatu kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai individu. Agar tujuan keperawatan tercapai maka diperlukan berbagai kegiatan dalam menerapkan kepeminpinan khususnya bagi kepala rungan menurut Kron (1981) kegiatan tersebut meliputi: Perencanaan dan pengorganisasian, membuat penugasan dan memberi pengarahan, pemberian bimbingan, mendorong kerja sama dan berpartisipasi, melakukan koordinasi kegiatan dan melakukan evaluasi hasil penampilan kerja.
Melalui kegiatan-kegiatan ini diharapkan kepala ruangan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai manajer dan pemimpin yang efektif.
Dalam melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan kepala ruangan sebagai pemimpin bertanggung jawab dalam :
1)  Membantu perawat lain mencapai tujuan yang ditentukan
2)  Mengarahkan kegiatan-kegiatan keperawatan
3)  Bertanggung jawab atas tindakan keperawatan yang dilakukan
4)  Pelaksanaan keperawatan sebagai standar
5)  Penyelesaian pekerjaan dengan benar
6)  Pencapaian tujuan keperawatan
7)  Memperhatikan kesejahteraan bawahan
8)  Memotivasi bawahan

DAFTAR PUSTAKA
Robbins P. Stephen, “Perilaku Organisasi”, Prentice Hall, edisi kesembilan, 2001
Kuncoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta. Nuha medika
Sanburg, Russel. 2000. Pengantar Kepemimpinan & Manajemen Keperawatan. Jagarta. EGC
WHO. 1999. Manajemen Pelayanan Kesehatan Primer. Jakarta. EGC

0 komentar:

Posting Komentar